finnews.id – Duka mendalam menyelimuti keluarga Abdillah Ramdan, asisten masinis KA Jenggala, yang gugur dalam kecelakaan tragis di perlintasan sebidang Gresik, Jawa Timur. Musibah yang terjadi pada Selasa, 8 April 2025, itu tidak hanya merenggut nyawa Abdillah, tetapi juga menghilangkan satu-satunya kenangan berharga berupa foto bersama anaknya yang masih berusia 3 tahun.
Kronologi Kecelakaan yang Memilukan
Menurut penjelasan PT KAI, kecelakaan terjadi sekitar pukul 18.35 WIB di perlintasan sebidang tak berpenjaga antara Stasiun Indro dan Kandangan. Sebuah truk bermuatan kayu nekat menerobos palang pintu tanpa memperhatikan kereta yang sedang melintas. Akibatnya, KA Jenggala menabrak truk tersebut, menyebabkan masinis dan asisten masinis terluka parah.
Abdillah Ramdan dilarikan ke RS Semen Gresik, tetapi nyawanya tidak tertolong. “Kami kehilangan salah satu awak terbaik yang penuh dedikasi,” ujar Anne Purba, VP Public Relations KAI.
Kenangan yang Hilang: Permohonan Keluarga
Di tengah kesedihan, keluarga Abdillah justru harus berjuang mendapatkan kembali kenangan terakhir yang tersimpan di dua ponsel miliknya—sebuah Xiaomi dan Redmi. Lewat akun Twitter @MarshaIrish1, adik Abdillah memohon bantuan publik:
“Kami hanya butuh memori card-nya saja, ada foto kakak saya dan anaknya yang masih kecil. Itu satu-satunya kenangan yang tersisa.”
Ponsel tersebut diduga dicuri setelah kecelakaan, karena sinyalnya tidak dapat dilacak dan kartu SIM mungkin sudah dicabut.
Dampak Operasional dan Upaya Pemulihan
KAI segera mengerahkan rangkaian pengganti dari Stasiun Surabaya Pasarturi untuk mengevakuasi 130 penumpang yang terdampak. Meski insiden ini tidak mengganggu perjalanan KA jarak jauh, Anne Purba menegaskan pentingnya keselamatan di perlintasan sebidang.
Seruan Keselamatan dan Tuntutan Hukum
KAI kembali mengingatkan masyarakat untuk selalu berhenti, melihat kanan-kiri, dan memastikan aman sebelum melintas. Pelanggaran terhadap aturan ini tidak hanya membahayakan nyawa sendiri, tetapi juga orang lain.
Dalam kasus ini, pengemudi truk terancam sanksi hukum karena kelalaiannya. KAI telah berkoordinasi dengan kepolisian untuk memproses kasus ini secara tegas. “Ini bukan sekadar kerugian operasional, tapi nyawa manusia,” tegas Luqman Arif, Humas KAI Daop 8 Surabaya.
Refleksi: Harga Sebuah Kelalaian
Tragedi KA Jenggala ini menjadi pengingat betapa pentingnya kedisiplinan di jalan raya. Keluarga Abdillah tidak hanya kehilangan seorang ayah dan saudara, tetapi juga kenangan terakhir yang mungkin tak tergantikan. Semoga kisah ini menyadarkan kita semua untuk lebih peduli pada keselamatan di perlintasan kereta api.