“Awalnya bukan milikku, tapi karena suka, akhirnya kubeli,” akunya.
Ketika ditanya apakah ia tertarik memiliki Ferrari, jawabannya singkat: “Tidak.” Uangnya lebih banyak dihabiskan untuk latihan dan persiapan balapan ketimbang hal-hal mewah.
Persiapan Mental dan Fisik yang Matang
Acosta mengaku bahwa persiapannya untuk musim kedua di MotoGP jauh lebih matang. “Secara fisik, sekarang lebih mudah membangun otot. Secara mental, saya juga lebih tenang,” jelasnya.
Meski banyak atlet menggunakan jasa psikolog, Acosta memilih pendekatan berbeda. “Saya tidak punya pelatih mental. Tapi ada orang yang selalu membantu saya memahami situasi dan berkembang,” ungkapnya.
Hubungan Baik dengan Valentino Rossi
Awal 2025, Acosta mengunjungi ranch VR46 milik Valentino Rossi dan ikut serta dalam ajang “100 km dei campione”. Hal ini semakin mempererat hubungan keduanya.
“Hubungan kami selalu baik. Saya sering balapan di ranch-nya, dan itu selalu menyenangkan,” kata Acosta.
Apa yang Akan Datang?
Dengan bakat, kerja keras, dan mentalitas yang kuat, Pedro Acosta diprediksi akan menjadi salah satu pembalap dominan di MotoGP. Ia mungkin belum mencapai puncak di awal 2025, tetapi dengan semangatnya yang tak kenal menyerah, siapa yang bisa meragukan potensinya?
Satu hal yang pasti: dia bukan “Marc Marquez baru”—dia adalah Pedro Acosta, sang fenomena muda yang sedang menulis sejarahnya sendiri. **