finnew.id – AS Roma akan menjamu Juventus dalam laga panas Serie A di Stadio Olimpico pada Senin, 7 April 2025, pukul 01.45 WIB. Hanya terpaut tiga poin, pertandingan ini akan sangat menentukan posisi kedua tim dalam perburuan zona Eropa.
Setelah menjalani periode sulit di paruh pertama musim, Roma kini menunjukkan performa yang mengesankan. Kemenangan tipis atas Lecce pekan lalu memperpanjang rekor tak terkalahkan mereka menjadi tujuh laga di Serie A.
Tren tersebut membuat tim asuhan Claudio Ranieri berpeluang menyamai koleksi poin Juventus, sesuatu yang tampak mustahil beberapa bulan lalu.
Kebangkitan Giallorossi tak lepas dari tangan dingin Ranieri. Dalam periode ketiganya sebagai pelatih Roma, sang “Tinkerman” sukses meramu pertahanan solid yang hanya kebobolan satu gol dalam tujuh laga terakhir. Mereka pun membukukan enam clean sheet, angka yang menyamai capaian dari 23 pertandingan awal musim.
Jika mampu meraih tiga poin di laga ini, Roma akan mencatat delapan kemenangan liga beruntun untuk pertama kalinya sejak era Luciano Spalletti pada 2016.
Secara statistik, Roma juga unggul saat bermain di Olimpico. Mereka tak terkalahkan dalam delapan dari sepuluh pertemuan terakhir melawan Juventus di kandang, serta mencetak gol dalam sembilan di antaranya.
Di sisi lain, Juventus datang dengan situasi yang jauh dari ideal. Setelah dipecatnya Thiago Motta, mantan bek Igor Tudor ditunjuk sebagai pelatih interim hingga akhir musim. Tudor langsung memberi angin segar lewat kemenangan tipis 1-0 atas Genoa, namun tekanan masih berat di pundaknya.
Tudor menghadapi tantangan besar, baik dari segi performa tim maupun kondisi skuad. Federico Gatti masuk daftar cedera, membuat lini belakang Juve semakin rapuh.
Di lini depan, Kenan Yildiz dan Dusan Vlahovic diharapkan bisa kembali tajam. Yildiz kini menyamai Moise Kean sebagai remaja dengan gol terbanyak untuk Juve di Serie A abad ini (tujuh gol).
Roma juga tidak tanpa masalah. Paulo Dybala dipastikan absen hingga akhir musim, namun mereka bisa kembali memainkan Zeki Celik dan Devyne Rensch yang sempat menepi. Artem Dovbyk tetap jadi ujung tombak, dengan dukungan dari Matias Soule dan Lorenzo Pellegrini.