finnews.id – Setelah hampir satu dekade menjadi jantung permainan Manchester City, Kevin De Bruyne resmi mengumumkan kepergiannya dari klub pada akhir musim 2024/2025. Keputusan ini menandai berakhirnya salah satu era paling sukses dalam sejarah The Citizens, di mana De Bruyne memainkan peran vital dalam membentuk dominasi City di kancah domestik dan Eropa. Dengan gaya bermain yang elegan, visi luar biasa, dan kontribusi konsisten, De Bruyne telah meninggalkan jejak yang tak terhapuskan di Etihad Stadium.
Kepergian sang maestro Belgia bukan hanya kehilangan bagi Manchester City, tetapi juga bagi Premier League secara keseluruhan. Dalam usia 32 tahun, De Bruyne masih menunjukkan performa kelas dunia, namun ia memilih untuk membuka lembaran baru dalam kariernya. Artikel ini akan mengulas secara komprehensif momen perpisahan yang mengharukan, kontribusi gemilangnya, alasan di balik keputusannya, serta reaksi dari pelatih dan rekan setim, hingga spekulasi mengenai masa depannya.
Perpisahan yang Mengharukan: De Bruyne Ucapkan Salam Perpisahan
Dalam sebuah video emosional yang diunggah di akun media sosial resminya, Kevin De Bruyne mengucapkan terima kasih kepada para penggemar, staf, dan rekan-rekan setimnya. “Manchester City bukan hanya klub, ini adalah rumah kedua saya. Saya datang sebagai pemain muda dengan mimpi, dan saya pergi dengan kenangan yang tak ternilai,” ujar De Bruyne. Ia juga menyebutkan bahwa keputusan ini bukan hal yang mudah, namun ia merasa ini adalah waktu yang tepat untuk tantangan baru.
Upacara perpisahan yang digelar di Etihad Stadium setelah laga terakhir musim ini menjadi momen yang penuh haru. Ribuan fans berdiri memberikan tepuk tangan panjang saat De Bruyne berjalan keliling lapangan bersama keluarganya. Spanduk bertuliskan “Thank You, Kevin” membanjiri tribun, sementara rekan-rekan setimnya memberikan pelukan hangat. Momen ini menjadi simbol betapa besar cinta dan penghargaan yang diberikan oleh komunitas Manchester City kepada sang playmaker.
Kontribusi Gemilang Selama di Manchester City
Sejak bergabung dari Wolfsburg pada tahun 2015 dengan nilai transfer sekitar £55 juta, De Bruyne telah mencatatkan 102 gol dan 169 assist dalam 382 penampilan di semua kompetisi. Ia menjadi pemain dengan assist terbanyak dalam sejarah klub dan salah satu yang terbaik dalam sejarah Premier League. Musim 2019/2020 menjadi salah satu puncak kariernya, ketika ia menyamai rekor Thierry Henry dengan 20 assist dalam satu musim liga.
Lebih dari sekadar statistik, De Bruyne adalah otak dari permainan City. Ia menjadi penghubung antara lini tengah dan serangan, dengan kemampuan luar biasa dalam membaca permainan dan menciptakan peluang. Bersama City, ia memenangkan 5 gelar Premier League, 2 Piala FA, 5 Piala Liga, dan 1 Liga Champions. Kontribusinya tidak hanya terlihat dalam angka, tetapi juga dalam pengaruhnya terhadap gaya bermain tim yang dikenal dengan dominasi penguasaan bola dan kreativitas tinggi.
Momen-Momen Ikonik Bersama The Citizens
Salah satu momen paling ikonik dalam karier De Bruyne bersama City adalah penampilannya di final Liga Champions 2022/2023 melawan Inter Milan. Meski harus ditarik keluar karena cedera, kontribusinya sepanjang musim membawa City meraih treble bersejarah. Ia juga menjadi pemain kunci dalam comeback dramatis melawan Aston Villa pada laga terakhir musim 2021/2022, yang memastikan gelar liga dengan kemenangan 3-2.
Tak kalah mengesankan adalah gol jarak jauhnya ke gawang Chelsea pada musim 2021/2022, yang menjadi penentu kemenangan dan simbol dominasi City atas rival-rivalnya. De Bruyne juga dikenal karena performa luar biasa dalam laga-laga besar, termasuk derby Manchester dan pertandingan melawan Liverpool. Momen-momen ini memperkuat statusnya sebagai salah satu gelandang terbaik dalam sejarah Premier League.
Alasan di Balik Keputusan Meninggalkan Klub
Dalam wawancara eksklusif dengan Sky Sports, De Bruyne mengungkapkan bahwa keputusannya dipengaruhi oleh keinginan untuk mencari tantangan baru dan menghabiskan lebih banyak waktu bersama keluarga. “Saya telah memberikan segalanya untuk klub ini. Sekarang saatnya untuk mengeksplorasi hal baru, baik secara profesional maupun pribadi,” katanya. Ia juga menyebutkan bahwa faktor usia dan kondisi fisik turut menjadi pertimbangan.
Spekulasi menyebutkan bahwa De Bruyne tengah mempertimbangkan tawaran dari klub-klub MLS dan Liga Pro Saudi, yang menawarkan proyek ambisius dan kompensasi finansial besar. Namun, ia menegaskan bahwa keputusan akhir akan didasarkan pada keseimbangan antara tantangan olahraga dan kehidupan keluarga. “Saya ingin bermain di tempat di mana saya bisa tetap kompetitif, tapi juga menikmati hidup,” tambahnya.
Reaksi Pep Guardiola dan Rekan Setim
Manajer Manchester City, Pep Guardiola, memberikan penghormatan tinggi kepada De Bruyne dalam konferensi pers terakhir musim ini. “Kevin adalah pemain yang luar biasa, salah satu yang terbaik yang pernah saya latih. Ia bukan hanya pemain hebat, tapi juga pribadi yang rendah hati dan profesional sejati,” ujar Guardiola. Ia juga menyebut bahwa kehilangan De Bruyne akan menjadi tantangan besar bagi tim dalam membangun kembali dinamika lini tengah.
Rekan-rekan setim seperti Erling Haaland dan Bernardo Silva juga menyampaikan rasa kehilangan mereka. Haaland menulis di Instagram, “Merupakan kehormatan bermain bersamamu. Terima kasih atas semua assist dan inspirasi.” Sementara itu, kapten Kyle Walker menyebut De Bruyne sebagai “pemimpin diam” yang selalu memberikan contoh melalui kerja keras dan dedikasi. Reaksi emosional ini menunjukkan betapa besar pengaruh De Bruyne di ruang ganti City.
Masa Depan De Bruyne: Langkah Selanjutnya dalam Karier
Meskipun belum ada pengumuman resmi mengenai klub barunya, sejumlah laporan menyebutkan bahwa Inter Miami dan Al Nassr menjadi kandidat kuat untuk merekrut De Bruyne. Kedua klub tersebut menawarkan proyek ambisius dan peluang untuk menjadi wajah utama tim. Jika memilih MLS, De Bruyne akan mengikuti jejak Lionel Messi dalam membawa sepak bola Amerika ke level yang lebih tinggi.
Namun, tidak menutup kemungkinan bahwa De Bruyne akan kembali ke Belgia untuk mengakhiri kariernya di tanah kelahiran. Klub masa kecilnya, Genk, telah menyatakan minat untuk membawanya pulang. Apa pun pilihannya, satu hal yang pasti: Kevin De Bruyne masih memiliki banyak hal untuk ditawarkan di dunia sepak bola. Dengan pengalaman, kualitas, dan mentalitas juara, ia akan tetap menjadi sosok sentral di mana pun ia bermain.
Kevin De Bruyne meninggalkan Manchester City sebagai legenda sejati. Ia bukan hanya pemain hebat, tetapi juga simbol era keemasan klub. Perpisahannya menandai akhir dari sebuah bab penting dalam sejarah The Citizens, namun warisannya akan terus hidup dalam setiap serangan, setiap assist, dan setiap kemenangan yang ia bantu ciptakan. Selamat jalan, Kevin. Dunia sepak bola menantikan bab berikutnya dari kisah luar biasamu.