finnews.id – Harga batu bara menunjukkan tren penguatan dalam sepekan terakhir. Optimisme para investor terhadap komoditas ini kembali meningkat setelah adanya indikasi kenaikan konsumsi yang dipicu oleh perubahan kebijakan Amerika Serikat terkait pendanaan energi berbasis batu bara.
Pada perdagangan minggu lalu, harga batu bara di pasar spot mengalami kenaikan sebesar 1,98% dan di tutup pada level US$108 per ton. Penguatan ini telah berlangsung selama lima hari berturut-turut, dengan kenaikan mingguan mencapai 9,09%.
Faktor Pendorong Penguatan Harga Batu Bara
Dilansir dari Mining Technology, tren penurunan harga batu bara sebelumnya di nilai bersifat sementara. Hal ini di karenakan kebutuhan energi di negara-negara seperti India dan China masih jauh melampaui pertumbuhan sumber energi terbarukan. Dengan kondisi ini, batu bara masih dipandang sebagai sumber energi yang menguntungkan dalam jangka waktu lebih lama dari perkiraan awal, meskipun hal tersebut berpotensi menghambat pencapaian target iklim global.
CEO Glencore, Gary Nagle, juga menyoroti perubahan persepsi terhadap batu bara. Dalam laporan pendapatan bulan lalu, ia mengungkapkan bahwa banyak mitra usaha patungan di berbagai belahan dunia, terutama di Australia, mulai menarik diri dari investasi di sektor batu bara uap. Hal ini turut berkontribusi pada perubahan dinamika pasar batu bara internasional.
Di sisi lain, produksi beberapa komoditas energi seperti tembaga, kobalt, seng, nikel, dan batu bara termal mengalami penurunan pada tahun 2024. Kondisi ini sesuai dengan proyeksi yang telah di keluarkan pada awal tahun 2025, menandakan bahwa pasar batu bara bisa menjadi lebih ketat dalam jangka menengah hingga panjang akibat keterbatasan kapasitas ekspor baru.
Dominasi China dan India dalam Produksi Batu Bara
Secara global, proyek baru di sektor batu bara termal saat ini lebih banyak terkonsentrasi di China dan India. Kedua negara tersebut menjadi pengecualian di tengah tren global yang mulai meninggalkan batu bara sebagai sumber energi utama. Negara lain cenderung mengurangi atau bahkan menghentikan proyek-proyek baru di sektor ini.