finnews.id – Aktor veteran Indonesia, Ray Sahetapy, tutup usia pada 68 tahun. Ia meninggal pada Selasa 1 Maret di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta.
Sejak 2023, Ray diketahui mengalami stroke dan masih dalam tahap pemulihan sebelum akhirnya berpulang.
Pria kelahiran Donggala, Sulawesi Tengah, pada 1 Januari 1957 ini memiliki nama lengkap Ferenc Raymond Sahetapy. Selama puluhan tahun, ia aktif di industri film dan membintangi berbagai judul terkenal.
Debutnya di layar lebar dimulai pada 1980 saat ia memerankan Jaka dalam film Gadis.
Ray juga sempat mencicipi panggung internasional ketika ia terlibat dalam produksi Captain America: Civil War (2016) dari Marvel Cinematic Universe (MCU).
Walaupun adegan di mana ia berperan sebagai juru lelang di Indonesia tidak masuk dalam versi akhir film, rekaman tersebut kemudian dimasukkan dalam Infinity Saga Collector’s Edition yang dirilis tiga tahun kemudian.
Joe Russo, sutradara film tersebut, mengapresiasi akting Ray dan bahkan berharap bisa kembali bekerja sama dengannya di masa depan.
Di perfilman Indonesia, Ray dikenal sebagai salah satu aktor dengan jumlah nominasi terbanyak di Festival Film Indonesia (FFI), dengan total tujuh nominasi—enam di antaranya untuk kategori Aktor Terbaik.
Beberapa film yang membawanya masuk nominasi FFI antara lain Ponirah Terpidana (1984), Secangkir Kopi Pahit (1985), Kerikil-kerikil Tajam (1985), Opera Jakarta (1986), Tatkala Mimpi Berakhir (1988), dan Jangan Bilang Siapa-siapa (1990).
Di luar dunia film, Ray juga aktif membangun komunitas seni. Ia mendirikan sanggar teater dan pernah menjabat sebagai Ketua Umum Persatuan Artis Film Indonesia (Parfi) 56.
Perjalanan hidupnya tidak mudah. Sejak kecil, Ray tinggal di panti asuhan yatim di Surabaya. Namun, kecintaannya pada dunia seni peran membawanya menempuh pendidikan di Institut Kesenian Jakarta (IKJ) pada 1977, di mana ia seangkatan dengan Deddy Mizwar dan Didik Nini Thowok.
Dalam kehidupan pribadinya, Ray menikah dengan aktris Dewi Yull setelah keduanya beradu akting di Gadis. Pernikahan mereka berlangsung pada 1981, meski sempat mendapat penolakan dari keluarga Dewi karena perbedaan keyakinan. Ray, yang awalnya beragama Kristen, kemudian memutuskan menjadi mualaf pada 1992.
Mereka dikaruniai empat anak: Gizca Puteri Agustina Sahetapy (1982-2010), Rama Putra Sahetapy, Surya Sahetapy, dan Muhammad Raya Sahetapy. Namun, rumah tangga mereka berakhir pada Agustus 2004.
Beberapa bulan setelahnya, Ray menikahi Sri Respatini Kusumastuti pada Oktober 2004.
Meski kini telah tiada, dedikasi Ray Sahetapy terhadap dunia seni tetap meninggalkan jejak yang akan selalu dikenang oleh pencinta film Indonesia.