finnews.id – Sebulan sudah umat muslim melakukan puasa di bulan Ramadan, kini mereka merayakan Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran untuk merayakan kemenangan. Salah satu khas Lebaran yakni maka bersama.
Tidak hanya itu, setiap melakukan silaturahmi ke rumah saudara atau kerabat, kita acap kali disuguhi makanan yang menggugah selera. Tidak hanya itu, suasana kebersamaan juga mendukung untuk melakukan santap hidangan yang sudah disediakan.
Ahli gizi Fakultas Ilmu Keolahragaan dan Kesehatan (FIKK) Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Aulia Putri Srie Wardani menyarankan, untuk tetap menjaga pola makanan agar tetap sehat. Ia mewanti-wanti untuk tidak serta merta menyantap seluruh makanan atau ‘makan balas dendam’ saat puasa.
Aulia menyarankan untuk tetap memperhatikan pola makan, sebab bisa membahayakan kesehatan, terlebih bagi penderita penyakit tertentu. Lulusan University of Szeged, Hungaria itu menegaskan pentingnya mengontrol atau mengurangi beberapa jenis makanan yang banyak dijumpai saat lebaran.
Pasalnya, berbagai risiko kesehatan mengintai apabila tidak waspada, seperti gangguan pencernaan, diabetes, hipertensi, hingga stroke. Beberapa orang yang memiliki penyakit tertentu harus memperhatikan makanan yang akan disantap.
- Makanan berlemak tinggi
Seperti yang diketahui bahwa banyak makanan berlemak tinggi yang dihidangkan saat lebaran, mulai dari opor, gulai, kari, sambal goreng, dan lain-lain. Dengan kandungan lemak yang tinggi, sebaiknya makanan tersebut tidak dikonsumsi berlebihan.
Mengingat dampaknya bagi kesehatan, terutama penderita kolesterol tinggi, bisa meningkat.
- Makanan-minuman tinggi gula
Selain makanan tinggi lemak, jajanan yang disuguhkan juga pasti mengandung tinggi gula, baiik itu kue kering ataupun kue basah. Tak ketinggalan juga minuman manis yang disajikan untuk para tamu.
Pada umumnya, berbagai jenis kue dan minuman menggunakan banyak gula dan memiliki kandungan garam tinggi. Oleh karena itu, Aulia mengingatkan agar tidak dikonsumsi terlalu banyak untuk alasan kesehatan.
“Kue kering seperti nastar, putri salju, dan kastengel itu cenderung menggunakan mentega dan margarin yang tinggi lemak trans, yang tentunya berbahaya bagi kesehatan,” kata Aulia dikutip, Senin 31 Maret 2025.
- Makanan atau cemilan tinggi garam
Lebih lanjut, makanan dan cemilan tinggi garam juga beredar di rumah-rumah selama Lebaran.Sebagai contoh, ada acar kuning, kacang asin, kerupuk hingga mie instan.
Perlu diingat bahwa olahan makanan bumbu instan pada umumnya mengandung garam yang tinggi.
Mengonsumsi makanan bergaram tinggi, apalagi dalam jumlah yang banyak bisa menimbulkan risiko kesehatan mulai dari hipertensi, gangguan kardiovaskular, sampai retensi cairan dan bengkak.
- Rekomendasi untuk asupan seimbang
Aulia menyarankan agar tetap memenuhi kebutuhan asupan gizi seimbang, termasuk minum air putih atau mineral yang cukup, konsumsi buah dan sayur, serta tetap berolahraga.
“Kebutuhan nutrisi setiap orang kan bisa berbeda dan pantangan makanan atau minuman pun bisa berbeda juga sesuai dengan kondisi tubuhnya. Karena itu bisa disesuaikan dengan kondisi atau riwayat kesehatan masing-masing,” tuturnya.
(Annisa Zahro)