finnews.id – Korban tewas akibat gempa dahsyat yang mengguncang Myanmar terus bertambah. Hingga Sabtu, 29 Maret 2025, jumlah korban meninggal dilaporkan mencapai 1.644 orang, sementara 3.408 lainnya mengalami luka-luka. Selain itu, 68 orang masih dinyatakan hilang di berbagai wilayah yang terdampak gempa.
Saluran televisi MRTV melaporkan bahwa upaya pencarian dan penyelamatan terus dilakukan, sementara bantuan kemanusiaan dari berbagai negara mulai berdatangan guna mendukung proses pemulihan.
Bantuan Internasional Mulai Mengalir
China menjadi salah satu negara pertama yang mengirimkan bantuan ke Myanmar. Pada Sabtu pagi waktu setempat, pesawat China Eastern Airlines mendarat di Bandara Internasional Yangon dengan membawa 37 tim penyelamat serta lima ton pasokan bantuan, termasuk obat-obatan, tenda, dan selimut.
India juga mengirimkan 15 ton bantuan kemanusiaan yang terdiri dari makanan siap saji, alat penyaring air, selimut, kantong tidur, serta perlengkapan medis. Sementara itu, Rusia mengerahkan dua pesawat yang membawa 120 tenaga ahli, termasuk dokter, psikolog, serta unit pencarian dengan anjing pelacak (K9) untuk membantu operasi penyelamatan.
Selain bantuan dari negara-negara tersebut, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) juga mengalokasikan dana darurat sebesar 5 juta dolar AS atau sekitar Rp82,5 miliar guna mendukung operasi kemanusiaan di Myanmar. PBB terus melakukan koordinasi untuk memastikan bantuan disalurkan dengan tepat sasaran.
Thailand Juga Terdampak Gempa
Dampak gempa tidak hanya dirasakan di Myanmar, tetapi juga di negara tetangga, Thailand. Otoritas setempat melaporkan bahwa 11 provinsi terdampak, dengan delapan orang dilaporkan tewas dan 101 lainnya masih hilang. Salah satu kejadian tragis terjadi di Bangkok, di mana sebuah gedung pencakar langit runtuh akibat guncangan gempa.
Kerusakan Parah pada Tempat Ibadah
Di Myanmar, bencana ini juga menyebabkan kerusakan parah pada tempat-tempat ibadah. Sedikitnya 50 masjid dilaporkan roboh saat shalat Jumat berlangsung, mengakibatkan hampir 300 orang meninggal dunia, menurut laporan dari Khit Thit News.
Junta Militer Minta Bantuan Internasional
Junta militer Myanmar, yang dipimpin oleh Jenderal Min Aung Hlaing, telah meninjau langsung daerah terdampak di wilayah Mandalay. Dalam langkah yang jarang terjadi, pemerintah militer Myanmar mengajukan permohonan bantuan kepada komunitas internasional guna mempercepat proses pemulihan.
Gempa bermagnitudo 7,7 yang mengguncang Myanmar pada Jumat lalu berpusat di wilayah Sagaing. Guncangan utama ini disusul oleh gempa susulan bermagnitudo 6,4 hanya 12 menit kemudian, menurut Survei Geologi Amerika Serikat (USGS).
Dengan situasi yang masih berkembang, berbagai negara termasuk Malaysia, Indonesia, Australia, Pakistan, dan Selandia Baru telah menyatakan solidaritas mereka serta menawarkan bantuan kepada Myanmar yang kini menghadapi tantangan besar akibat bencana alam ini. (Antara)