Home News Idul Fitri 2025 Diprediksi Serentak, Pemerintah, NU, dan Muhammadiyah
News

Idul Fitri 2025 Diprediksi Serentak, Pemerintah, NU, dan Muhammadiyah

Bagikan
Hilal Awal Syawal 1446 H
Hilal Awal Syawal 1446 H. Image (Istimewa).
Bagikan

finnews.id – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi penetapan 1 Syawal 1446 Hijriah antara Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU) serentak. Alasannya, prakiraan hilal saat matahari terbenam tanggal 29 dan 30 Maret 2025 sebagai penentu awal bulan Syawal 1446 H.

Dalam hal ini, BMKG menjelaskan konjungsi akan terjadi pada hari Sabtu 29 Maret 2025 sebelum maghrib, yaitu saat nilai bujur ekliptika Matahari dan Bulan tepat sama 9 derajat. Periode sinodis Bulan terhitung sejak konjungsi sebelumnya (awal bulan Ramadhan 1446 H) hingga konjungsi yang akan datang (awal bulan Syawal 1446 H) adalah 29 hari 10 jam 13 menit.

Untuk mengukur kondisi hilal, BMKG menggunakan waktu Matahari terbenam paling awal pukul 17.44 WIT di Oksibil, Papua; dan paling akhir pukul 18.48 WIB di Sabang, Aceh pada 29 Maret.

Di wilayah Indonesia pada tanggal 29 Maret 2025, waktu Matahari terbenam paling awal adalah pukul 17.44.19 WIT di Oksibil, Papua, dan waktu Matahari terbenam paling akhir adalah pukul 18.48.12 WIB di Sabang, Aceh.

“Dengan mempertimbangkan waktu konjungsi dan matahari terbenam, dapat dikatakan bahwa konjungsi terjadi sebelum matahari terbenam pada 29 Maret 2025 di sebagian wilayah Indonesia,” demikian dikutip dari keterangan BMKG, Sabtu 29 Maret 2025.

Namun, BMKG mencatat ketinggian hilal pada 29 Maret 2025 di Indonesia masih berkisar antara -3,29 derajat di Merauke, Papua, hingga -1,07 derajat di Sabang, Aceh. Sementara, Ketinggian Hilal di Indonesia saat Matahari terbenam pada 30 Maret 2025, berkisar antara 7,96 derajat di Merauke, Papua sampai dengan 11,48 derajat di Sabang, Aceh.

Sementara, elongasi di Indonesia saat Matahari terbenam pada 29 Maret 2025, berkisar antara 1,06 derajat di Kebumen, Jawa Tengah sampai dengan 1,61 derajat di Oksibil, Papua.

Data BMKG juga menunjukkan umur Bulan di Indonesia saat Matahari terbenam pada 29 Maret 2025, berkisar antara -2,22 jam di Oksibil, Papua sampai dengan 0,84 jam di Sabang, Aceh, sedangkan pada 30 Maret 2025, berkisar antara 21,77 jam di Merauke, Papua sampai dengan 24,84 jam di Sabang, Aceh.

Adapun lama hilal saat Matahari terbenam pada 29 Maret 2025, berkisar antara -10,81 menit di Merauke, Papua sampai dengan -3,52 menit di Sabang, Aceh, sedangkan pada 30 Maret 2025, berkisar antara 37,23 menit di Merauke, Papua sampai dengan 52,19 menit di Sabang, Aceh.

Tidak hanya BMKG yang memprediksi Lebaran Idul Fitri tahun ini anatara Muhammadiyah dan NU bakal bareng. Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LF PBNU) juga memprediksi hal tersebut.

LF PBNU juga merilis data hilal jelang Ramadan 1446 H melalui Informasi Hilal Awal Syawal 1446 H pada 29 Ramadhan 1446 H / 29 Maret 2025 M.

Data hisab ini merupakan hasil perhitungan LF PBNU yang dilakukan untuk hari Sabtu Kliwon 29 Ramadan 1446 H yang bertepatan dengan tanggal 29 Maret 2025 M pada titik Gedung PBNU Jalan Kramat Raya Jakarta Pusat dengan koordinat 6º 11’ 25” LS 106º 50’ 50” BT.

Perhitungan ini dilakukan berdasarkan perhitungan metode ilmu falak (sistem hisab) jama’i atau tahqiqy tadqiky ashri kontemporer khas Nahdlatul Ulama. Data hisab menunjukkan bahwa ketinggian hilal mar’ie -1 derajat 59 menit 16 detik.

Hal ini berarti hilal masih berada di bawah ufuk. Dengan demikian, hilal belum memenuhi kriteria imkanur rukyah.

Adapun ijtimak atau konjungsi terjadi pada Sabtu Kliwon 29 Maret 2025 M pukul 17.58.27 WIB. Sementara letak Matahari terbenam berada pada posisi 3 derajat 32 menit 52 detik utara titik barat. LF PBNU juga merilis data hilal di sejumlah kota lainnya di Indonesia, khususnya ketinggian terkecil dan terbesar.

Parameter hilal terkecil terjadi di Kota Merauke Provinsi Papua Selatan dengan tinggi hilal -3 derajat 24 menit. Sementara parameter hilal terbesar terjadi di Kota Lhoknga, Aceh dengan tinggi hilal -0 derajat 59 menit. Elongasi hilal haqiqy di Indonesia pada 29 Ramadhan 1446 H bervariasi antara 2º 58’ hingga 3º 01’.

Lama hilal di atas ufuk di seluruh Indonesia pada 29 Ramadan 1446 H adalah 0 detik. Hal ini mengingat kedudukan hilal di seluruh Indonesia (dalam hal tinggi hilal mar’ie dan elongasi hilal haqiqy) adalah di bawah ufuk dan di bawah kriteria Imkan Rukyah Nahdlatul Ulama (IRNU). Dengan begitu, hilal berada pada zona istihalah al-rukyah (mustahil terlihat).

Dengan demikian, Lembaga Falakiyah PBNU memprediksi Idul Fitri, 1 Syawal 1446 H berpotensi jatuh pada Senin 31 Maret 2025 M (mulai malam Senin). Alhasil, Lebaran 2025 antara Muhammadiyah dengan NU akan sama.

Sekadar diketahui, untuk menentukan awal bulan hijriah, termasuk Ramadan, dan Syawal, pemerintah dan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengikuti kesepakatan Menteri Agama Brunei Darusalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS). Sedangkan Muhammadiyah memakai kriteria wujudul hilal.

(Anisha Aprilia)

Bagikan
Artikel Terkait
News

Prabowo, Titiek, dan Didiet Berkumpul di Hari Raya: Intip Momen Keharmonisannya

finnews.id- Presiden RI Prabowo tidak hanya mengunggah video ucapan Idul Fitri 1446...

News

PDIP: Kehadiran Didit Pererat Hubungan Prabowo dan Megawati

finnews.id – Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Ahmad Basarah mengatakan kehadiran Putra...

News

Gubernur Banten Andra Soni Buka Open House: Gedung Negara Adalah Gedungnya Masyarakat

finnews.id – Gubernur Banten, Andra Soni gelar open House setelah melaksanakan Sholat...

News

Pramono Anung dan Rano Karno Silaturahmi ke Rumah Megawati Saat Idul Fitri 2025

finnews.id – Gubernur DKI Jakarta Pramono ANung dan Wakil Gubernur DKI Jakarta,...