Catatan Dahlan Iskan

Relawan Jantung

Bagikan
Pasien pertama bedah jantung di Kupang, NTT, ini seorang wanita. Guru. Bu Windy, 28 tahun. Dia itu yang dua katup jantungnya bermasalah. Terjadi kelainan di mitral (katup di jantung kiri) dan trikuspidal (katup kanan).
Bagikan

“Pak menteri sudah setuju Rp 30 juta. Lumayan,” ujar Paul.

Dr Mario yang kini bertugas di RSV Ben Mboi Kupang adalah dokter WKS II versi 2025. Asli NTT. Akan permanen di sana.

Dr Mario sudah belajar dari operasi perdana di Kupang. Tentu yang menjalankan operasi yang dari RS Sanglah, Bali. Tiga orang. Yang pegang pisau: dr Komang Adhi Sp.BTKV.

Dokter Komang 41 tahun. Ia operator utama di RSUP Ngurah Rai Sanglah, Bali.

Yang jadi asisten pertama Komang: dr Maizul Anwar Sp.BTKV. Usia 76 tahun. Relawan ahli. Dokter Maizul pensiunan RS Jantung Harapan Kita Jakarta.

Sedang asisten keduanya: dr Mario. Umur 32 tahun. Lulusan prodi BTKV FK Unair.

“Di pelaksanaan operasi itu peran Prof Paul sendiri di mana?”

“Saya bertugas mengawasi jalannya operasi. Mengawasi semua personel: dokter, perawat, perfusionist…,” katanya.

“Apa itu perfusionist?”

“Petugas yang menjalankan mesin jantung HLM”.

“Apa itu HLM?”

“Singkatan dari Heart Lung Machine. Selama operasi, pasien menggunakan jantung buatan, HLM,” ujarnya.

Mesin HLM itu besar, rumit, banyak kabelnya. Tuhan menyederhanakannya dalam bentuk segumpal jantung sebesar genggaman tangan.

Hidupnya jantung asli di tangan Tuhan. Hidupnya HLM di tangan operator terlatih.(Dahlan Iskan)

Komentar Pilihan Dahlan Iskan Edisi 26 Maret 2025: Relawan Paul

MZ ARIFIN

Do’a dipàanjatkan. Panjang pakai tangga? Atau lift? Tuhan lebih dekat dari urat leher kita. Tak perlu tangga, lift.

Agus Suryonegoro III – 阿古斯·苏约诺

TANTANGAN OPERASI JANTUNG: ANTARA HARAPAN DAN REALITAS.. Catatan Harian Dahlan/ DISWAY hari ini menggambarkan tantangan yang dihadapi dalam pelaksanaan operasi jantung pertama di Kupang, yang mencerminkan kompleksitas dan dinamika dunia medis. Dalam konteks ini, kita melihat bagaimana kesiapan infrastruktur dan ketersediaan alat menjadi faktor krusial yang dapat menentukan keberhasilan suatu prosedur medis. Keputusan untuk mengubah ruang operasi menjadi koridor steril menunjukkan kreativitas dan adaptabilitas tim medis dalam menghadapi kendala. Selain itu, langkah untuk meminjam instrumen bedah dari rumah sakit lain menyoroti pentingnya kolaborasi antar institusi dalam dunia kesehatan. Namun, tantangan terbesar tetap pada kondisi pasien yang sangat kompleks. Ini mengingatkan kita bahwa dalam dunia medis, risiko dan ketidakpastian selalu ada. Keputusan untuk melanjutkan operasi meskipun ada ancaman kegagalan mencerminkan keberanian dan komitmen tim medis untuk memberikan yang terbaik bagi pasien. Akhirnya, DISWAY hari ini mengajak kita untuk merenungkan pentingnya persiapan yang matang dan kerjasama tim dalam menghadapi tantangan di bidang kesehatan, di mana setiap keputusan dapat memiliki dampak yang signifikan.

Bagikan
Artikel Terkait
Tiga Proposal
Catatan Dahlan Iskan

Tiga Proposal

Tentu Joao membaca berita mengalirnya uang Danantara ke berbagai proyek tersebut. Mengapa...

Petir Joao
Catatan Dahlan Iskan

Petir Joao

Joao sendiri menamatkan SMA di Jakarta: SMA Ignatius Slamet Riyadi. Lulus tahun...

Tanpa Pilwali
Catatan Dahlan Iskan

Tanpa Pilwali

Jadi masa lalu DC sebenarnya tidak seperti yang dibayangkan Trump –yang masa...

Perusuh Bahagia
Catatan Dahlan Iskan

Perusuh Bahagia

Pokoknya dua hari Sabtu-Minggu di Bandung kemarin asyiknya bukan main. Sampai ketinggalan...