Catatan Dahlan Iskan

Relawan Jantung

Bagikan
Pasien pertama bedah jantung di Kupang, NTT, ini seorang wanita. Guru. Bu Windy, 28 tahun. Dia itu yang dua katup jantungnya bermasalah. Terjadi kelainan di mitral (katup di jantung kiri) dan trikuspidal (katup kanan).
Bagikan

Untuk operasi double katup seperti itu, kata Paul, yang diganti pertama adalah katup mitral. Katup trikuspidalnya tidak diganti. Cukup direparasi. Yakni dengan cara pemasangan ring katup yang mekanis. Daun katupnya sendiri masih bagus.

“Diganti dengan apa? Dengan katup jantung babi?”.

Anda sudah tahu katup babi sangat cocok untuk jantung manusia.

“Bukan diganti dengan katup babi. Diganti dengan katup buatan berbahan karbon,” ujar Prof Paul.

“Katup berbahan karbon bisa bertahan lama. Sedang dari babi, sapi, atau dari orang yang baru meninggal tidak tahan lama. Dalam waktu sekitar 10 tahun bisa rusak. Sekitar 20-30 persen harus diganti lagi,” kata Prof Paul.

Berarti dalam tiga bulan ini sudah tiga pasien yang menjalani operasi bedah jantung di Kupang. Semua sukses.

Pun yang di daerah perbatasan utara: Tarakan, dekat Sabah. Operasi perdana di RSUD Tarakan langsung lima pasien. Dalam dua hari. Juga tidak ada yang gagal.

Di Tarakan, mesin dan peralatan bedah jantungnya sangat lengkap. Sudah lama. Sempat nganggur lebih satu tahun.

Prof Paul mengelus dada melihat alat mahal yang tidak dipakai. Begitu sulit mencari ahli yang bisa menangani bedah jantung di daerah terpencil. Lebih 65 persen berkumpul di Jakarta.

Maka Paul merencanakan operasi jantung perdana di Tarakan. Jauh-jauh menyiapkan operasi yang begitu rumit Paul berpendapat: sayang kalau hanya mengoperasi satu orang.

Dengan sukses operasi perdana langsung lima orang kini Paul merencanakan operasi yang kedua. Segeralah Anda mendaftar.

Untuk Tarakan ini tim dokternya didatangkan dari RS Karyadi/Undip Semarang. Sambil menunggu tersedianya tim khusus untuk Tarakan.

Menurut Paul, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin sudah setuju dengan usulnya: menghidupkan kembali Wajib Kerja Sarjana II. Tidak boleh sama dengan WKS II di masa lalu.

Waktu itu tidak ada penghargaan materi pada dokter spesialis yang ikut WKS II. Dokter spesialis tapi penghasilan mereka kalah dengan tukang parkir.

Maka Paul mengusulkan agar peserta WKS II dapat penghasilan Rp 100 juta/bulan. Itu tidak ada artinya dibanding harga peralatan yang total senilai Rp 20 miliar –dibiarkan tidak terpakai.

Bagikan
Artikel Terkait
Batu Danantara
Catatan Dahlan Iskan

Batu Danantara

Umur Kementerian BUMN ternyata lebih pendek dari yang saya perkirakan. Saya pikir...

Batu Danantara
Catatan Dahlan Iskan

Batu Danantara

Oleh: Dahlan Iskan Umur Kementerian BUMN ternyata lebih pendek dari yang saya...

Mendadak Dapil
Catatan Dahlan Iskan

Mendadak Dapil

Pemilu itu dilaksanakan oleh panitia pemilu. Merekalah yang sekarang amat sibuk menyeleksi...

Santri Mandarin
Catatan Dahlan Iskan

Santri Mandarin

Oleh: Dahlan Iskan Santri dari berbagai pondok pesantren akan lomba pidato melawan...