“Dalam jangka menengah, Bitcoin berfungsi sebagai perlindungan terhadap ketidakstabilan di sektor TradFi. Namun, dalam jangka pendek, pergerakan harganya masih sangat terkait dengan Nasdaq,” ujar Kendrick, dikutip dari Bitcoin.com, Selasa, 25 Maret 2025.
Ia juga menilai bahwa pekan ini bisa menjadi periode yang positif bagi Bitcoin, dengan potensi harga menembus US$ 90.000. Salah satu faktor yang mendorong optimisme ini adalah berkurangnya kekhawatiran terhadap kebijakan tarif perdagangan AS. Gedung Putih dikabarkan telah mempersempit pengumuman tarif yang direncanakan pada 2 April, dengan sektor industri tidak lagi menjadi target utama. Sementara beberapa negara mitra dagang masih akan terkena dampak kebijakan tarif, laporan dari Wall Street Journal menyebutkan bahwa efek keseluruhannya tidak akan seburuk yang dikhawatirkan sebelumnya.
Selain itu, potensi pemulihan Nasdaq juga menjadi faktor yang diperhitungkan. Kuartal pertama tahun 2024 merupakan periode terburuk bagi Nasdaq sejak kuartal II 2022. Situasi ini dapat mendorong investor untuk menyeimbangkan kembali portofolio mereka, dengan meningkatkan alokasi pada saham teknologi. Jika tren ini terjadi, Bitcoin yang memiliki korelasi dengan saham teknologi berpotensi ikut terdorong lebih tinggi.
Dengan berbagai faktor positif yang mendukung, Bitcoin diperkirakan akan terus menguat dalam beberapa hari ke depan, dengan level US$ 90.000 sebagai target berikutnya. (*)