finnews.id – Harga Bitcoin (BTC) kembali menunjukkan tren kenaikan yang kuat setelah sempat menembus angka US$ 88.000. Tren bullish yang terbentuk sejak akhir pekan terus mendorong harga ke level yang lebih tinggi, dengan BTC diperdagangkan di kisaran US$ 87.690 pada Selasa, 25 Maret 2025 pukul 05.45 WIB. Dalam 24 jam terakhir, harga Bitcoin mengalami kenaikan 2,63% dan meningkat 4,2% dalam sepekan terakhir. Adapun rentang harga dalam sehari terakhir berada di antara US$ 84.832,16 hingga US$ 88.758,73, mencerminkan pergerakan yang cukup signifikan.
Tinjauan Pasar Bitcoin
Lonjakan harga Bitcoin turut diiringi oleh peningkatan volume perdagangan yang mencapai US$ 27,65 miliar dalam 24 jam terakhir. Angka ini mencerminkan kenaikan hingga 154,27% dari hari sebelumnya, meskipun sebagian besar merupakan pemulihan dari penurunan volume perdagangan selama akhir pekan.
Kapitalisasi pasar Bitcoin kini berada di angka US$ 1,74 triliun, naik sebesar 3,51%. Sementara itu, dominasi Bitcoin di pasar kripto sedikit menurun 0,07%, menjadi 61,70%.
Selain itu, bunga terbuka Bitcoin berjangka tercatat sebesar US$ 58,44 miliar, mengalami peningkatan 8,92% dalam satu hari terakhir. Hal ini menunjukkan ketertarikan yang semakin besar dari investor, baik ritel maupun institusional, terhadap Bitcoin.
Namun, volatilitas tetap menjadi bagian dari dinamika pasar Bitcoin. Likuidasi total dalam 24 jam terakhir mencapai US$ 106,78 juta, dengan likuidasi beli sebesar US$ 13,55 juta dan likuidasi jual sebesar US$ 93,23 juta. Pergerakan harga yang cepat ini menunjukkan bahwa banyak pelaku pasar yang salah langkah dan harus mengalami kerugian akibat lonjakan harga mendadak.
Faktor Pendorong Kenaikan Bitcoin
Menurut Geoffrey Kendrick, kepala penelitian aset digital di Standard Chartered, Bitcoin saat ini memainkan peran ganda dalam pasar keuangan. BTC dianggap sebagai lindung nilai terhadap risiko di sektor keuangan tradisional (TradFi) sekaligus sebagai proksi saham teknologi, mengingat korelasinya dengan indeks Nasdaq.