Catatan Dahlan Iskan

Kawan Lama

Bagikan
Bersama Kuncoro Wibowo (tengah), owner Kawan Lama (Azko).--
Bagikan

Dengan ketrampilan itu Wong Jin tidak sulit mendapat pekerjaan di Batavia. Belanda lagi memerlukan tukang kayu yang sangat pandai: untuk membangun interior kapal. Pekerjaan itu tidak bisa dilakukan oleh tukang kayu biasa.

Hasil kerja Wong Jin dipuji pemilik kapal. Wong Jin pun dapat uang banyak. Ia bisa beli rumah di Jalan Kokosan itu. Ia pun pindah dari rumah tinggal sementara milik yayasan suku Guangdong di Jakarta.

Persatuan orang Gungdong memang memiliki yayasan. Lengkap dengan gedungnya. Orang-orang sesuku yang baru tiba di Batavia ditampung di situ.

Kelak, ketika Wong Jin sudah mampu, ia menjadi pengurus yayasan itu. Dari ditolong menjadi ikut menolong.

Wong Jin juga punya modal untuk membuka toko. Yakni toko peralatan tukang kayu. Mengapa? Wong Jin mengalami sendiri betapa sulit mendapatkan alat pertukangan ketika mendapat pekerjaan interior kapal.

Toko alat pertukangannya itu berlokasi di Pasar Atom. Nama tokonya sama dengan namanya: Toko Wong Jin.

Belakangan toko itu berubah menjadi Zhang You (张友). Dan ketika ada keharusan pakai bahasa Indonesia jadilah toko Kawan Lama.

Pasar Atom sendiri lantas dibangun baru. Namanya juga berubah menjadi Lendeteves. Kini: Pasar Baru.

Wong Jin mengalami kesedihan yang sangat dalam ketika sekolah-sekolah Tionghoa ditutup. Tahun 1966. Orde lama runtuh. Pak Harto berkuasa.

Ia sedih karena tiga anaknya harus meneruskan sekolah ke Tiongkok. Suasana politik di Batavia tidak menentu. Anak wanita yang sudah berangkat dewasa harus diselamatkan.

Kuncoro melihat tiap malam ayahnya menulis surat untuk tiga kakaknya itu.

Sejak itulah Kuncoro merasa jadi anak sulung. Ia memang laki-laki pertama. Umurnya 10 tahun. Kelas 4 SD.

Sejak penutupan sekolah Tionghoa itu Kuncoro ‘sekolah’ di toko Kawan Lama. Ayahnya yang jadi guru sejatinya. Ia melihat langsung bagaimana ayahnya menjalankan bisnis. Ia belajar banyak.

Begitulah kisahnya mengapa Kawan Lama dimiliki enam bersaudara: Kuncoro dan adik-adiknya. Tiga kakak perempuannya tidak ikut serta. Belakangan mereka memang pulang ke Indonesia tapi tetap tidak ikut di grup Kawan Lama.

Bagikan
Artikel Terkait
Catatan Dahlan Iskan

Bawang Merah

Masih ada lagi: anggur. Warna hijau. Renyah. Kriyuk-kriyuk. “Tapi kok masih ada...

Sanae Takaichi bersama Donald Trump di kapal induk Amerika Serikat
Catatan Dahlan Iskan

Air Besi

”Jepang harus kian Mandiri. Termasuk dalam pertahanan,” ujar Sanae. Maksudnyi: ancaman dari...

Catatan Dahlan Iskan

Cahaya Adharta

Dua tahun pertama pernikahan mereka adalah masa-masa yang indah. Mereka tertawa di...

Catatan Dahlan Iskan

Marah Iklan

Jangan-jangan Kanada juga akan menjadi Asia –setelah bertengkar dengan Amerika tidak terlihat...