Perbedaan lainnya adalah pada pola kelelahan. Kelelahan akibat PMS biasanya hanya berlangsung beberapa hari sebelum menstruasi dan hilang setelah menstruasi di mulai. Sebaliknya, kelelahan akibat kehamilan bisa berlangsung selama berminggu-minggu, terutama di trimester pertama. Jika seorang wanita merasa sangat lelah tanpa alasan yang jelas dan kelelahan ini tidak membaik setelah beberapa hari, bisa jadi ini adalah tanda kehamilan.
Perubahan suasana hati juga bisa terjadi pada PMS maupun kehamilan. Namun, perubahan suasana hati pada kehamilan cenderung lebih ekstrem dan berlangsung lebih lama. Wanita hamil mungkin merasa lebih emosional, mudah menangis, atau mengalami kecemasan yang lebih tinggi di bandingkan dengan PMS.
Salah satu perbedaan paling mencolok adalah adanya mual dan muntah. Meskipun beberapa wanita mengalami gangguan pencernaan ringan sebelum menstruasi, mual dan muntah yang persisten lebih sering di kaitkan dengan kehamilan. Jika seorang wanita mengalami mual yang tidak biasa dan tidak kunjung membaik, sebaiknya ia melakukan tes kehamilan untuk memastikan kondisinya.
Kapan Harus Memeriksakan Diri ke Dokter?
Jika seorang wanita mengalami keterlambatan menstruasi lebih dari seminggu dan memiliki gejala kehamilan lainnya, sebaiknya ia segera melakukan tes kehamilan di rumah. Tes kehamilan yang menggunakan urine dapat mendeteksi kadar hormon hCG, yang meningkat setelah pembuahan. Jika hasilnya positif, langkah selanjutnya adalah berkonsultasi dengan dokter untuk memastikan kehamilan dan mendapatkan perawatan prenatal yang tepat.
Selain itu, jika seorang wanita mengalami gejala kehamilan yang tidak biasa atau mengkhawatirkan, seperti nyeri perut hebat, pendarahan berat, atau pusing yang ekstrem, ia harus segera mencari bantuan medis. Gejala-gejala ini bisa menjadi tanda komplikasi seperti kehamilan ektopik atau keguguran, yang memerlukan penanganan segera.
Wanita yang memiliki riwayat kesehatan tertentu, seperti diabetes, tekanan darah tinggi, atau gangguan tiroid, juga di sarankan untuk segera berkonsultasi dengan dokter setelah mengetahui bahwa mereka hamil. Kondisi medis yang tidak terkontrol dapat meningkatkan risiko komplikasi selama kehamilan, sehingga perawatan dini sangat penting untuk memastikan kesehatan ibu dan janin.