Catatan Dahlan Iskan

Doa Sritex

Bagikan
Bagikan

Investasi pabrik rayon ini sampai Rp 7 triliun. Termasuk untuk membangun pembangkit listrik. Pembangkitnya dua macam sekaligus: batu bara dan diesel.

Iwan tidak mau hanya mengandalkan listrik PLN. Rupanya Iwan tidak tahu kalau sejak kapan itu listrik PLN sudah sangat andal. Dan murah.

Bahkan ada pabrik tekstil yang menyesal membangun pembangkit sendiri: telanjur tidak percaya pada PLN. Sritex mengulangi penyesalan pengusaha tekstil yang menyesal itu.

Pabrik rayon Sritex itu dibangun di Wonogiri. Bayangkan bagaimana penyediaan batubaranya. Tiap hari harus angkut batubara pakai ratusan truk dari pelabuhan Semarang ke Wonogiri. Betapa mahalnya.

Dua tahun lalu pabrik rayon itu berhenti beroperasi. Tidak sampai berumur dua tahun sudah mati. Mati bayi. Investasi Rp 7 triliun sia-sia.

Seandainya pun hanya pakai listrik PLN –dengan minta layanan khusus, dilayani tiga gardu induk– belum tentu masih kompetitif. Penyebabnya: pabrik rayon lain punya bahan baku sendiri. Punya pabrik pulp sendiri. Bahkan punya hutan sendiri –yang bisa ditebang untuk dibuat pulp.

Sritex tidak punya pabrik pulp. Apalagi hutan tanaman industri. Pulpnya dibeli dari perusahaan India di Purwakarta: Indo Bharat.

Sritex memang sudah bergerak ke hulu tapi masih ada hulu-hulu lanjutan yang belum ia masuki.

Sebenarnya pengadilan pernah memberi perpanjangan umur Sritex. Tapi tidak dimanfaatkan dengan baik.

Kala itu para kreditor mempailitkan Sritex. Utangnya senilai sekitar Rp 16 triliun macet. Baik kepada berbagai bank maupun ke para pemasok bahan baku, termasuk Indo Bharat.

Pengadilan memutuskan: homologasi. Perdamaian. Diaturlah perpanjangan pembayaran. Agar beban Sritex lebih ringan. Sritex bisa menyicil utang itu. Ada jadwal penyicilan yang disepakati.

Pembayaran cicilan itu pun berlangsung lancar. Sudah empat bulan. Tiba-tiba Sritex mendapat info: tagihan salah satu pemasoknya sudah dibayar lunas oleh perusahaan asuransi.

Berarti Sritex tidak perlu menyicil lagi ke salah satu kreditornya itu: PT Indo Bharat. Indo Bharat keberatan. Bahwa ia dibayar asuransi itu urusannya sendiri. Tidak ada hubungan dengan Sritex. Ia memang mengasuransikan tagihannya ke Sritex.

Bagikan
Artikel Terkait
Saat pasien dan seluruh keluarga di bandara Juanda menjelang berangkat ke Beijing.--
Catatan Dahlan Iskan

Hati Istri

Setelah ia tua putra putrinya membantu pendampingan haji dan umrah. Ia sendiri...

Catatan Dahlan Iskan

Bawang Merah

“Bu, jangan rebus lagi,” pinta saya pura-pura tidak rakus. “Memanfaatkan sisa air...

Sanae Takaichi bersama Donald Trump di kapal induk Amerika Serikat
Catatan Dahlan Iskan

Air Besi

Tapi Shinzo tewas ditembak 8 Juli 2022. Di Nara. Yakni saat kampanye...

Catatan Dahlan Iskan

Cahaya Adharta

Ia terkena long Covid: pendengarannya terganggu. “Stereo di telinga saya tidak berfungsi....