Catatan Dahlan Iskan

Gunung Trump

Bagikan
Gunung McKinley--
Bagikan

Oleh: Dahlan Iskan

Di antara 100 perubahan penting yang dilakukan Presiden Donald Trump, ada satu yang tidak penting: perubahan nama gunung. Dari nama lama: Gunung Denali. Ke nama baru: Gunung McKinley.

Untung, sebelum Covid lalu saya sempat melihatnya dari jauh: dari luar kota Anchorage, kota terbesar di Alaska.

Saya mengantarkan teman yang akan terbang dengan helikopter ke lokasi yang lebih dekat dengan Denali.

Anda sudah tahu: Denali adalah gunung tertinggi di Amerika Serikat. Tingginya 6.150 meter. Hampir dua kali lipat lebih tinggi dari gunung Semeru. Atau enam juta kali lipat gunung-gunung yang sering membuat Anda gagal fokus.

Denali adalah bahasa suku asli Alaska. Artinya tinggi.

McKinley adalah nama presiden ke-25 Amerika Serikat: William McKinley. Ia mati setelah seminggu ditembak di bulan September yang penuh hujan. Di Buffalo, pedalaman negara bagian New York. Dekat air terjun Niagara. Bung Karno baru saja lahir saat itu: 1901. Baru berumur tiga bulan.

Perubahan nama itu ditentang oleh Alaska. Tokoh partai Republik Alaska, Lisa Murkowski bicara amat keras –menolak perubahan itu. Trump tidak peduli. Ia tandatangani dekrit presiden itu di hari pertama masa jabatannya: 20 Januari 2024. Putusan itu sudah harus resmi berlaku 30 hari setelah ditandatangani.

Ahli sejarah presiden-presiden Amerika memang sepakat: William McKinley adalah salah satu presiden terbesar dalam sejarah Amerika. Hanya kalah oleh George Washington dan Abraham Lincoln. Padahal ia hanya satu periode menjabat. Saat ditembak itu ia sedang siap-siap kampanye untuk masa jabatan kedua.

Trump rupanya ingin seperti McKinley. Radikal. Hebat. Bersejarah. Kontroversial tapi punya warisan besar. McKinley-lah presiden yang mengakhiri kekuasaan mutlak parlemen. Sejak ia-lah kekuasaan presiden menjadi lebih besar. Persis seperti yang diinginkan Trump. Juga seperti yang diinginkan presiden Indonesia yang ke…. –Juve Zhang yang tahu lebih banyak.

McKinley juga presiden pertama yang menerapkan bea masuk tinggi: untuk menggairahkan produksi industri dalam negeri. Bahkan ia ingin produksi Amerika bisa merajai pasar dunia.

Bagikan
Artikel Terkait
Catatan Dahlan Iskan

Bawang Merah

KERUSUHAN tahun 1998 tidak hanya membuat sedih banyak warga Tionghoa, tapi juga...

Sanae Takaichi bersama Donald Trump di kapal induk Amerika Serikat
Catatan Dahlan Iskan

Air Besi

TIDAK hanya Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa yang punya kebijakan ekspansif. Perdana Menteri...

Catatan Dahlan Iskan

Cahaya Adharta

SAAT di Hangzhou saya dapat kiriman WA. Saya tahu pengirimnya: Adharta. Ia...

Catatan Dahlan Iskan

Marah Iklan

SETIAP kali marah yang ia tembakkan adalah ”peluru tarif”. Kemarin yang kena...